Takdir apa yang telah melekat dalam jalanku, seakan jejak yang sama yang selalu aku pijak dalam perjalananku. Aku tahu aku cukup kuat menghadapi masa laluku, tapi aku pun akan terkulai tanpa daya jika harus berusaha menjadi obat sekaligus menelan racun masa lalu dari mangkuk kepunyaan orang lain. Orang-orang yang aku sayangi. Aku seperti bidak tanpa arah dan aku menjadi luka dalam dari permainan kalian (orang-orang yang hendak kusayangi) dengan kenangan lampau kalian. Bukankah itu tidak adil, untuk siapapun itu tak adil.
Aku bisa berfikir bahwa semua itu akan tertelan sang waktu jika aku terus menggerusnya dengan ikhtiar mencintai, dan harap-harap cemas menunggu cinta itu utuh menjadi sepasang untuk kita berdua. Tapi aku mencintai untuk dicintai, aku manusia biasa yang butuh sebuah kontra prestasi dari cinta yang aku berikan, dari perhatian yang ku persembahkan, dari pengertian yang kusajikan, dari waktu yang kukorbankan. Sulit rasanya untuk mencintai tapi kamu tahu bahwa kamu telah kalah, atau setidaknya memulai sesuatu dengan beban kekalahan. Dan adakah benar sang waktu akan menelan mentah-mentah semua yang indah dari yang lalu?? Adakah dia menjamin kemenangan ada di pihakku, Dewi Fortuna di sampingku?? Aku ragu, aku takut aku menunggu sebuah kekalahan, aku takut semua ikhtiarku menjadi kesia-siaan dan bisa menjadi kebencian.
Masih terasa sakit bagiku membagi fikirku dengan segudang masa lalu yang telah kumaafkan, dan aku merasa semua begitu ringan kini, begitu bersih hatiku dari kecewa dan benci. Tak bisakah kalian berbuat seperti itu, tak dapatkah kalian berubah menjadi maskulin untuk satu hal saja dalam hal ini, MASA LALU. Aku tahu kenangan itu akan hidup sampai kapanpun, aku tak akan pernah menyuruh kalian mematikan remote memory kalian tentang segala yang indah dari yang lalu. Karena akupun masih sering memutar chanel masa lalu itu. Tapi aku tak pernah terpuruk menjadi pengemis harapan bahwa waktu bisa berulang, dan kalian akan memperbaiki kesalahan. Begitu naif rasa feminis kalian.
Aku sadar,seorang lelaki lebih kuat menahan sakit dan lebih cepat melupakan (untukku memaafkan), dan seorang perempuan adalah makhluk terlemah saat diserang sebuah kenangan. Jadi aku minta sekali lagi, jadilah ketegaran untuk menatap masa depan, jadilah pemaaf untuk ikhlas melihat masa lalu yang seharusnya berlalu, dan jadilah pengertian untuk seseorang di sebelahmu, dia membutuhkanmu yang sekarang bukan yang dulu.
-Untuk semua hati yang masih tersedak masa lalu-
0 komentar:
Posting Komentar